Tak Garap Publikasi Ilmiah, Dosen Dianggap Mundur

Negara yang memiliki budaya akademi kental umumnya unggul dalam persoalan daya saing bangsa, penciptaan teknologi anyar, hingga kemandirian pada berbagai bidang kehidupan. Hal itu disampaikan Head of Department Accounting, Financing, and Economic Griffift University Dr. Lanita Winata di Gedung Pascasarjana Untag Kompleks Pemuda, Senin sore.

“Budaya akademik yang sangat kental diciptakan seluruh kampus di Australia. Bahkan untk kampus kami terdapat semacam tradisi bila selama satu semester dosen tidak mampu menghasilkan publikasi ilmiah, dia dianggap mengundurkan diri atau dipecat dari kampus,” katanya, kemarin.

Lanita khusus diundang pihak Magister Ilmu Hukum (MIH) Untag untk memberi motivasi dosen danmahasiswa pascasarjana menembus jurna internasional ilmiah. Perguruan tinggi (PT) dewasa ini tidak lepas dari tuntunan menghasilkan publikasi jurnal yang sebelumnya didahului riset mendalam. Hasil-hasil riset ini juga yang kemudian memperkuat budaya akademis di masing-masng negara.

Hadir pada forum itu Rektor Dr. Suparno, Wakil Rektor Dr. Retno Mawarini, Kebut MIH Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, Dekan FH Dr. Edi Lisdiyono, hingga Sekretaris MIH Dr. Mashari.

Lanita mengakui, untuk bisa menulis publikasi ilmiah butuh dilaksanakan riset. Dia pun meminta dosen wajib meluangkan waktu untuk penelitian. Sebab, dari riset yang berkualitas akan muncul tulisan ilmiah yang bernas.

Waktu Khusus

“Kalau di Australia, dosen memiliki waktu khusus untuk riset. Artinya dalam jumlah sepekan, kami akan mengambil beberapa hari untuk off khusus melaksanakan riset,” imbuhnya. Budaya semacam ini juga yang akhirnya mengantar negara Kanguru itu menjadi salah satu patron di bidang ilmu dan teknologi.

Rektor Suparno mengaku, ke depan akan mempererat hubungan kampus sekelas Griffifh University. Pada jangka pendek ini, mereka mengundang dosen senior dari kampus itu berkenaan memperkuat lahirnya prodi S-3 ilmu hukum. Mencetak kandidat doktor butuh memperkuat jejaring internasional. Selebihnya juga mendorong staf pengajar dan mahasiswa calon doktor tembus publikasi internasional. Prof Liliana menambahkan, Untag kian menambah dosen bergelar koktor. Staf pengajar yang sudah sampai jenjang itu wajib menelurkan karya ilmiah melalui jurnal internasional terakreditasi.

Menu