Universitas 17-8-1945 (Untag) Semarang akan terus mendorong peran alumni berkaitan kiprah nyata di masyarakat, namun tak semata mereka diajak memberikan sumbang saran dalam persoalan akadmeis. Lebih dari itu, alumni harus memberi warna pada setiap dinamika perjalanan bangsa.
“Sebagaimana yang telah kami lakukan bersama alumni mahasiswa hukum pecinta alam (Mahpa) 17, di kawasan hutan gunung Merbabu beberapa waktu lalu. Kampus dan alumni Mahupa 17 bahu membahu memberikan perhatian terhadap perawatan alam dan lingkungan,” tutur Rektor Untag Dr. Suparno, didampingi Dekan FH Dr. Edi Lisdyono, kampus kompleks Pawiyatan Lhur Bendanduwur, kemarin.
Dikatakan, kampus maupun alumni merasa peduli terhadap kawasan resapan air, di sekitar Merbabu, yang baru saja terbakar itu. Ketiadaan pepohonan perkerasan yang terlalap api dikhawatirkan juga memicu persoalan anyar.
Tak ingin muncul risiko tanah longosr, banjir, dan hilangnya potensi mata air maka butuh dicarikan jalan keluar. Sebagai komunitas yang pernah hidup berdekatan dengan alam dan hutan, veteran Mahupa 17 sepakat menanam pohon di seputar lokasi hutan yang pernah terbakar.
Ditanam Bertahap
“Tepatnya di kawasan Tekelan Getasan Kabupaten Semarang. Kami bersama dengan pihak kampus yang langsung dipimpin rektor berkeinginan menghijaukan sekitar Merbabu,’ tutur ketua Alumni Mahupa Tri Nur Taufan.
Sebanyak 10.000 pohon perkerasan pun dicanangkan untuk ditanam secara bertahap. Civitas academica berkeinginan lokasi Gunung Merbagu kembali hijau mendukung pertumbuhan sistem dan lingkungan. Meski demikian dipilihnya dusun/desa Tekelan bukan tanpa alasan. Kawasan ketinggian yang sudah lama dikenal sebagai tempat singgah wisatawan ini, identik dengan minuman susu sapi dan tanaman terong Belanda.
Sebagai desa mitra binaan maka Untag memberikan perhatian khusus. Selain penanaman pohon, aksi kepedulian kampus dan alumni dimeriahkan hiburan rakyat, dan penyerahan bantuan kursi roda.